Pada dusta nyata yang lamat menyapa.
Gemuruh panas dalam jiwa, meski Bagaskara tengah menyelam di sana.
Karena teringat dalam sanubari, saat kauikat janji.
Olehmu Rembulan kauutus, menjadikan sebongkah puisi malam ini.
Membungkusnya dalam keresek hitam legam
Lantas memberikannya padaku yang kini tenggelam
Membuatku memupuk percaya untuk memeluk cahayanya.
Kau tersenyum 'tak terartikan, aku terkagum 'tak terbalaskan.
Siapa sangka, Rembulanmu fana!
Yang hanya mampu membuatku terpana. Sekejap saja, bukan selamanya!
Hingga Atma berakhir dikubur nestapa.
Bumi, Petang ini.
-Ros
Kata-katanya enak dibaca. Hebatt
BalasHapus