Sabtu, 27 Februari 2021

Mari Ta'aruf dengan Cerpen!

Oke, Writers! Kalian pernah dong denger kata Cerpen? Iya, dong. Ngomong-ngomong, cerpen tuh apa, sih? Yuk, ta'aruf sama dia!

Jadi gini....

Cerpen adalah sebuah karya sastra pendek yang bersifat fiktif dan mengisahkan tentang suatu permasalahan yang dialami tokoh secara ringkas sampai penyelesaiannya. Jadi di sini, ada beberapa kata kunci; karya sastra pendek, masalah tokoh, dan penyelesaiannya.

Disebut cerita pendek, karena memang ceritanya bisa dibaca dalam satu kali duduk. Panjang naskahnya sekitar 500-5000 kata.

Pernah gak sih kalian membuat cerita pendek, tapi pas dibaca ulang malah monoton? Nah, bisa jadi karena di dalamnya kurang beberapa unsur/struktur untuk membangun feel dalam cerita itu. Lalu, apa saja, sih strukturnya?


Ada beberapa struktur yang membangun cerita pendek, diantaranya:

🌹 Abstrak

Pemaparan awal dari cerita yang akan disampaikan (merupakan pelengkap, tidak wajib).


🌹 Orientasi

Menjelaskan latar (waktu, tempat, suasana) yang ada di dalam cerita.


🌹 Komplikasi

Mulai muncul permasalahan yang dialami oleh tokoh dalam cerita.


🌹 Evaluasi:

Puncak dari masalah.


🌹 Resolusi:

Akhir dari permasalahan yang dialami tokoh ( ending)


🌹Koda:

Pesan moral yang disampaikan penulis. Biasanya disajikan dengan tersirat.


Jadi, di dalam sebuah cerita mestinya terdapat suatu masalah yang sekaligus diselesaikan oleh tokoh. Jangan sampai cerita itu hanya mengisahkan perjalanan seseorang yang tidak tahu tujuannya mau kemana. Nanti kesannya malah jenuh, dong. Gak menarik, 'kan? 

Dan ingat! Cerita yang baik ialah cerita yang mengandung pesan moral di dalamnya. Sebisa mungkin, agar lebih menarik, pesan moral itu disajikan dengan tersirat atau tidak tertulis.


Nah, sebenarnya ada dua bagian unsur, Manteman!

Yang pertama, unsur intrinsik. Yaitu, unsur pembentuk yang ada di dalam cerpen itu sendiri. Di dalamnya ada beberapa macam, lho. Apa saja, tuh?


🧟‍♀️ Tema

Semisal tema 'Cinta', buatlah cerita yang mengandung unsur cinta, jangan malah melenceng ke cerita kuntilanak. Wkwk....


🧟‍♀️ Alur/plot

Yaitu urutan peristiwa yang ada di dalam cerpen, Manteman! Alur ini jangan terlepas dari struktur yang di atas, ya. Diawali dengan pengenalan, lalu konflik, puncak konflik, sampai penyelesaian, biasanya. Dan tetap terikat pada tema yang telah ditentukan. Jika temanya tentang cinta, maka bisa saja dimulai dengan pertemuan pertama bersama si ehem, lalu dia nembak, ditolak, mati. Wkwk, ini contoh, ya. πŸ˜…


🧟‍♀️ Setting

Ini jangan dilupakan ya, Gaes! Buatlah setting yang benar-benar menggambarkan isi cerita, dari mulai latar tempat, waktu, dan suasana. Misal dalam cerita itu si ehem nembak di jendela SMP, terus ditolak pas sorenya, mati. Uhuk, cerita apa ini🀧


🧟‍♀️ Tokoh

Oh, jelas. Pasti harus ada tokoh, dong. Misal tokohnya aku sama si ehem sebagai tokoh utama, ada tohoh tambahan Pak Supatri sebagai saksi mata pas si ehem nembak.


🧟‍♀️ Watak

Ini menggambarkan karakter tokoh. Misal si ehem punya sifat pemalas, terus suka ngupil makanya ditolak. Awoakwok.


🧟‍♀️ Sudut pandang/POV

Ada 3 sudut pandang, yaitu sudut pandang orang pertama (aku), sudut pandang orang kedua (kamu), dan sudut pandang orang ketiga (dia).

Contoh sudut pandang orang kedua (yang paling susah, katanya).

Ini versi Ros, ya. 

Di lorong sekolah yang masih sepi ini, kamu berjalan lunglai menuju pintu kelas 12 MIPA A. Matamu sayu dengan kantung hitam di bawahnya membuat seseorang di ambang pintu mengernyitkan dahi. Namun, rasa kantukmu yang begitu berat tidak memedulikannya. Kamu terus berjalan sampai kursi sudah di depan mata.

"Lo habis maen game sampai tengah malem, ya?" tanyanya mengekori.

"Iya, alhamdulilah dapet push rank, euy!" timpalmu sembari menutup mulut yang menguap.

"Dasar!"


🧟‍♀️ Amanat

Wajib mengandung ini, ya!πŸ”ͺ


Oke, Writers! Segitu dulu ya materi kali ini! Semoga dapat dipahami, and correct me of i'm wrong. 

BubayyyyπŸ‘‹


"Kamu pasti berhasil, jika melangkah saat ini juga."

-Ros Ochanie 🌹

Jumat, 12 Februari 2021

Majas Mewarnai Ceritaku

Di bawah guyuran air hujan yang cukup deras, tangisan Rania turut membanjiri jalanan kota. Suasana hatinya kian kacau saat deru guntur ikut menamparnya. Rambutnya basah semrawut, membuat kepedihan terlihat jelas mengoyak hatinya. Tangisannya kembali pecah, air matanya membaur bersama air hujan. Celaka! Pikiran dan hatinya kini tengah berperang. Terbesit di hatinya untuk menyusul sang ibunda yang telah meninggal dunia, pagi tadi.


Priiiitttt!!!

Udah, stop bacanya! Sekarang, mari kita ulik penggalan cerita di atas dari segi MAJAS!

Yap, kali ini aku akan memberi sedikit materi tentang majas ya, Gaesss! Nah, sebelum dilanjut, alangkah baiknya seduh kopi dulu dan siapkan camilan agar bisa menyimak dengan santai kayak di pantai.

🌹🌹🌹

Apa, sih, yang terlintas dipikiran saat mendengar kata majas? Oh, ya! Dengan majas, cerita akan terasa lebih berwarna. Tidak monoton dan tentunya lebih menarik dong, ya! Emang, kehadiran majas seperti kehadiran doi, hidup terasa lebih bermakna. Xixixi, maaf bucin. 


PENGERTIAN MAJAS

Majas adalah salah satu bentuk gaya bahasa agar mendapati suasana yang lebih hidup dalam sebuah cerita. Intinya, kehadiran majas itu memberikan makna yang diungkapkan secara tersembunyi (biasanya).


JENIS-JENIS MAJAS

Jenis-jenis majas yang ditulis di sini hanya beberapa saja, ya. Majas yang biasanya banyak dijumpai. Oke capcusss! πŸš€


1. Majas Alegori

Majas yang menyatakan dengan penggambaran atau kiasan. Contoh:

Mencapai kesuksesan itu seperti menaiki anak tangga, harus dilalui satu persatu, perlahan tapi pasti. 


2. Majas Personifikasi

Menggambarkan benda mati yang bertingkah layaknya manusia. Contoh:

Suasana hatinya kian kacau saat deru guntur ikut menamparnya.


3. Majas Litotes

Merupakan ungkapan penurunan kualitas untuk merendahkan diri. Contoh: 

Aku hanya seorang pemulung diksi untuk setiap puisiku.


4. Majas Hiperbola

Merupakan ungkapan yang dilebih-lebihkan sehingga terkesan tidak masuk akal. Contoh:

Dia membanjiri kamarnya dengan air mata.


5. Majas Pras Pro Toto

Majas ini menggunakan sebagian unsur untuk mengungkapkan keseluruhan. Contoh:

Semenjak terjadinya perundungan itu, dia tidak lagi berani menampakkan batang hidungnya.


6. Majas Totem Pro Parte

Kebalikan dari Majas Pras Pro Toto, majas ini menggunakan 'seluruh' untuk 'sebagian'. Contoh:

MA As-Sa'adah berhasil menjuarai Kompetisi Sains Madrasah bidang Kimia se-provinsi.


7. Majas Ironi

Merupakan sindiran yang diungkapkan secara sebaliknya. Contoh:

Wahh... kamu pintar sekali, sampai-sampai nilai matematikamu merah semua.


8. Majas Sarkasme

Bisa dikatakan sindiran yang kasar. Contoh:



9. Majas Sinisme

Bersifat mencemooh untuk sebuah pemikiran atau ide. Contoh:

Bukan kemarin nilai matematika kamu mendapat 90? Kenapa masih bertanya padaku untuk soal semudah ini?


10. Majas Pleonasme

Majas ini selalu menyatakan keterangan yang tidak perlu. Contoh:

Aku turun ke bawah tangga.


11. Majas Repetisi.

Mengulang kata, klausa, atau frasa untuk mempertegas sesuatu. Contoh:

Kamu tahu artinya tidak? Aku menolak untuk menikah denganmu!


12. Majas Aliterasi

Menggunakan pengulangan huruf konsonan di setiap huruf awal katanya. Contoh:

Cerita cinta cewek cantik.


Nah, segitu dulu aja materi majas dari aku. Sekarang coba kembali ulik penggalan cerita di bagian paling atas. 


Kalimat 'tangisan Rania turut membanjiri jalanan kota', itu termasuk ke dalam majas Hiperbola. Ya kali ada orang nangis sampai bisa membanjiri jalanan kota. :v


Kalimat 'deru guntur ikut menamparnya' masuk ke dalam majas Personifikasi.


Kalimat lainnya bisa ditebak dong masuk ke majas apa. πŸ™†


Oke, segitu aja ya materi MAJAS kali ini. Terima kasih sudah menyimak dan maaf bila masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Correct me of i'm wrong, okay?! πŸ€—


"Belajarlah sampai otakmu membesar penuh dengan ilmu dan jangan lupa amalkan!"

-Ros Ochanie 🌹


Oh, Begini Cara Cek Hasil SBMPTN 2021!

Assalamualaikum, Gaess! Siapa, nih, yang sedang deg-degan banget menunggu hasil Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN)? Semu...